Sebagai Polmah, Rahardjo Tegaskan Berhak Melaksanakan Gerebek Syawal
CIREBON - Polmah Keraton Kasepuhan, Raden Rahardjo Djali menanggapi klarifikasi Ratu Mawar dan Ratu Lathifah dari Keraton Kanoman yang mempersoalkan tradisi Gerebek Syawal yang dia laksanakan.
Rahardjo meminta polemik Gerebek Syawal dihentikan. Pasalnya, tradisi itu dilaksanakan sesuai dengan aturan dan tradisi.
Dia menegaskan bahwa selaku Polmah Kesultanan Kasepuhan yang telah diangkat oleh family keraton dan disaksikan oleh para pimpinan pesantren di Cirebon pada tanggal 9 Agustus 2020 lalu.
Karenanya, dia merasa berhak untuk melaksanakan tradisi Gerebek Syawal.
Terlebih, dalam hal ini, dirinya juga melakukan tradisi Gerebek Syawal untuk mewakili Keraton Kasepuhan. Bukan Keraton Kanoman.
“Jadi buat apa dipermasalahkan! Gerebek Syawal, ziarah keluarga, itu sama saja!” ungkap Rahardjo.
Dia juga meminta kepada Ratu Mawar dan Ratu Latifah dari Keraton Kanoman, untuk tak mencampuri urusannya.
Dirinya juga menilai bahwa hal tersebut sangat tidak etis dilakukan. Sebab, hanya akan memperpanjang masalah saja.
“Jangan dijadikan polemik. Itu masalah, masalah kecil. Saya juga tidak mau campur tangan dengan urusan mereka,” ungkapnya.
Rahardjo mengatakan bahwa ketika diwawancarai wartawan, ia membenarkan telah menyebut ‘Gerebek Syawal’.
Ia mengklaim bahwa antara Gerebek Syawal dan ziarah kubur pada intinya adalah sama.
Berita berlanjut di halaman berikutnya...
Baca juga:
- Begal Payudara Beraksi di Cikalahang, Remaja 20 Tahun Jadi Korban
- Terungkap, di Sini Lokasi Rumah Mewah yang 20 Tahun Ditinggal Pemilik Beserta Isinya
- Geger! Penampakan Wajah Pria Mirip Yesus di Kaca Jendela, Warganet: Ah, Tidak Mirip
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: